ULASAN NOVEL "DARI KIRANA UNTUK SEEKOR GAGAK" KARYA ERNI ALADJAI
Identitas Buku
Judul : Dari Kirara untuk Seekor Gagak
Penulis : Erni Aladjai
Editor : Primadonna Angela
Desain Sampul : Resatio Adi Putra
Penerbit : PT. Gramedia Pustaka Utama
Tahun : Agustus 2014
Halaman : 192
Orientasi
Novel ini merupakan hasil karya dari Erni Aladjai yang merupakan salah satu karya terbaiknya dari beberapa novel yang pernah ia tulis. Novel ini menceritakan tentang kekeluargaan persahabatan cita-cita dan kasih sayang. Buku ini merupakan gambaran dari seorang gadis bernama Mae yang berasal dari Indonesia yang berkuliah di Jepang yakni di kota Sapporo. Mae mengambil jurusan kebahasaan dan sastra. Di sana ia bertemu kakek Yoshinaga yaitu tetangga apartemennya dan nenek Osano seorang nenek Renta yang menjual ramen. Setelah Kakek Yoshinaga meninggal, apartemennya dihuni oleh seorang lelaki yang bernama Ken dan an-nissa sering dijuluki burung gagak karena sering memakai baju hitam. Di situlah awal pertemuan dan masalah yang terjadi oleh Ken dan Mae.
Sinopsis
Mae gadis Indonesia yang memulai kehidupan baru di Sapporo. Di Sapporo Ia hanya memiliki satu kawan, kakek yoshinaga yaitu Tetangga apartemennya, yang selalu meminta Mae untuk membacakan surat-surat cinta masa lalu dan yang selalu meminta Mae menemaninya setiap hari. Mae bahagia hari-harinya di Sapporo tak terasa muram. Namun di suatu waktu kakek yoshinaga ditemukan wafat di kamar mandi. Kepergian kakek Yoshinaga membuat kehidupan Mae berubah.
Dan kemudian Mae bertemu perempuan tua dengan warna rambut sewarna dengan langit musim hujan. Perempuan itu sedang menyekop salju di tepi jalan. Nenek tersebut sering dipanggil dengan panggilan nenek Osano, seorang nenek tangguh penjual mie ramen. Kemudian Mae dipersilahkan masuk kedalam kedai ramen sederhana tersebut. Mae diberikan satu mangkok Ramen yang masih mengepul dengan irisan komoboko dan daun bawang yang mengapung diatas kuah panasnya. Usai menyantap ramen nenek Osano, Mae tapi yang paling membuat hidupnya semakin Pahit Manis adalah ketika mati bertemu dengan seorang pemuda misterius yang menempati apartemen milik kakek yoshinaga pindah ke apartemen kakek yoshinaga karena ia kabur dari rumah akibat ulah ayahnya Ibu dari Ken sudah meninggal yang dibunuh oleh sopir ayahnya karena sopir ayahnya perlu uang dan disuruh ayahnya Ken pada saat Ibunya Ken dibunuh meminta izin untuk kerja di kedai ramen nenek Osano tersebut. Nenek Osano pun memberikan izin kepada Mae. Mae akan datang untuk bekerja setelah pulang kuliah. Mae juga berkenalan dengan Tamiya, seorang kawan yang sekelas kuliah dengannya. Ia sempat menabrak Tamiya Saat berjalan di sebuah jalan dekat kampus nya.
Tapi yang paling membuat hidupnya semakin Pahit Manis adalah ketika Mae bertemu dengan seorang pemuda misterius yang menempati apartemen milik kakek Yoshinaga. Ken pindah ke apartemen kakek Yoshinaga karena ia kabur dari rumah akibat ulah ayahnya. Ibu dari Ken sudah meninggal yang dibunuh oleh supir ayahnya, karena sopir ayahnya perlu uang dan disuruh ayah Ken. Pada saat Ibunya dibunuh ayah Ken sedang bermabuk-mabukan. Maka dari itu Ken pergi dari rumahnya untuk membalas dendam kepada sopir ayahnya yang telah membunuh ibunya. Setelah beberapa hari kemudian Ken menemukan orang yang telah membunuh Ibunya. Ken membalas dendam dengan menembak kepala supir ayahnya tersebut. Kemudian Ken ditangkap oleh polisi karena ia sudah membunuh orang tersebut. Ayah Ken yang awalnya membiarkan Ken sekarang ia merasa cemas. Ken mengirimkan surat kepada ayahnya, ayahnya pun membaca surat tersebut sambil menangis karena sudah merasa sangat bersalah. Pada akhirnya Ayah Ken bunuh diri dengan menembak dirinya sendiri, karena ia merasa sudah banyak salah terhadap Ken dan istrinya.
Ken datang seperti seekor burung gagak membawa keburukan, kegelapan hidup keluarganya, tapi di sisi lain dia juga membawa kebaikan buat Mae. Ken mengajarkan kepada Mae bahwa rasa sakit, rasa kehilangan, rasa kebahagiaan adalah hidup yang sesungguhnya. Bahwa hidup adalah juga sebuah belantara. Dan nama novel ini berasal dari nama Mae yang dipanggil Kirara oleh Ken dan gagak sebutan untuk Ken dari Mae.
Analisis
Cerita ini berlatar belakang kehidupan Saat kuliah di Sapporo. Tema yang diangkat adalah kisah dan kasih pada masa kuliah Mae. Dengan tokoh utama Mae gadis asal Indonesia yang berkuliah di Sapporo Jepang dan gadis yang sulit bersosialisasi dan Ken Shimotsuke cowok yang misterius, suka mengurung diri di kamar, dingin dan keras. Cerita ini juga didukung dengan tokoh-tokoh lainnya seperti kakek Yoshinaga yakni tetangga apartementnya, nenek Osano yaitu penjual Ramen yang bertemu ketika menyekop salju dan Tamiya teman sekelas yang bertabrakan ketika di jalan menuju kampus. Alur yang digunakan dalam cerita ini adalah alur maju.
Evaluasi
Dalam cerita ini pengarang mampu mengemas kata-kata dengan Apik dan pengarang juga mampu menggunakan bahasa yang sangat baik. Novel ini akan membuat pembaca masuk dan mengalir pada alur cerita, sehingga bisa membayangkan dan masuk dalam cerita. Namun dari keunggulan tersebut, dalam novel ini masih ditemukan tulisan yang typo atau salah ketik meskipun hanya beberapa. Yang kedua, meskipun kita dapat masuk dalam ceritanya kita harus benar-benar mendalami setiap paragraf karena novel ini termasuk dalam kategori cerita yang lumayan berat. Yang ketiga, ending pada novel ini menggantung karena pada akhirnya kami belum tentu bahagia ataupun sedih dengan Ken.
Rekomendasi
“ Dari Kirara untuk Seekor Gagak” ini layak untuk dibaca, karena dilansir dari internet dan menurut saya sendiri novel ini sangat menarik dan alurnya tidak mudah di tebak. Selain itu buku ini sangat direkomendasikan karena untuk dibaca karena mengandung banyak pesan dalam kehidupan dan karena mengajarkan kita tentang ajaran moral.
(Ivan F. 13/8J)
Komentar
Posting Komentar