ULASAN NOVEL "PENDEKAR PESANTREN IN LOVE" KARYA ELIN KHANIN&TIBRIZAH
JUDUL BUKU : PENDEKAR PESANTREN IN LOVE
PENULIS : ELIN KHANIN & TIBRIZAH
PENYUNTING : NOVIE PURWANTI & YULIA MUSTIKA
PENATA LETAK : TIAN
DESAIN SAMPUL : TIM KHADIJAH
PENERBIT : CV. KHADIJAH PUBLISHER
KOTA TERBIT : SEMARANG
TAHUN TERBIT : SEMPTEMBER 2012
JUMLAH HALAMAN : 290 HALAMAN
ISBN : 978-623-91377-17
Pendekar pesantren in loveadalah novel yang menceritakan kisah seorang pendekar pesantren yang menceritakan kisah seorang pendekar pesantren yang menyukai teman dekat suaminya. Mereka bernama Jundan & Takiyah adalah dua insan yang mungkin saja ada dalam kehidupan sebenarnya. Dua manusia dengan pernikahan yang sama - sama tak pernah mereka kehendaki, tetapi bagaimana Allah menyelesaikan masalah yang terjadi dengan berbagai kejutan yang begitu menarik. Cerita ini adalah cerminan masa pengantin baru yang kemungkinan dialami oleh banyak orang.
Jundan Ali Ihsan adalah sang pendekar pesantren asal Kudus dan Takiya Dhayfa Khatun adalah seorang pengantin Kalinyamat. Pada suatu hari, Gus Jundan bertemu dengan seorang wanita di dalam bis sebelum mengikuti program dakwah di Ponpes At taufiq. Gus Jundan dan wanita tersebut selalu gaduh di dalam bis. Setelah sampai di Ponpes At Taufiq, Gus Jundan kaget melihat jurinya yang ternyata wanita yang ia temui di dalam bis tadi.
Satu bulan kemudian, Gus Jundan dijodohkan oleh ummi nya dengan wanita Kalinyamat. Gus Jundan mengharapkan calon istrinya tersebut adalah wanita yang ia temui satu tahun lalu. Sedangkan Ning Takiya juga dijodohkan oleh seorang pria Kudus. Ning takiya mengharapkan calon suaminya adalah pangeran sandal yang ia temui beberapa bulan yang lalu.
Saat lamaran, Gus Jundan penasaran dengan calon istrinya. Sedangkan Ning Takiya juga penasaran dengan calon suaminya, tetapi Ning Takiya masih malu jika keluar kamar. Akhirnya, Gus Jundan memutuskan supaya Ning Takiya di kamar saja, jika Ning Takiya malu keluar kamar.
Saat akad nikah, lantang ijab qabul terdengar dan suara “sah” dari para saksi membuat luluh lantak dada seorang Jundan Ali Ihsan, sang pendekar pesantren asal Kudus. Bahagia membuncah seketika saat Takiya Dhayfa Khatun, sang pengantin Kalinyamat tak sabar ingin segera bertemu suaminya untuk pertama kalinya. Takiya mengira Jundan adalah pangeran sandal yang selama ini mengisi hatinya.
Pengantin wanita dan pria diiring menuju singgahsana. Para kyai, keluarga, dan tamu undangan beriringan memberikan doa. Namun siapa sangka, ternyata Jundan bukanlah pangeran sandal Takiya. Begitu pula dengan Jundan. Ia merasa tertipu, Takiya bukanlah bidadari pujaan yang ia temui satu tahun yang lalu dan di malam ta’aruf itu. Sebenarnya, pangeran sandal Takiya ersebut adalah teman dekat Jundan. Begitu pula bidadari pujaan Gus Jundan adalah sepupu Takiya.
Walaupun beberapa minggu setelah menikah, Ning Takiya belum siap disentuh. Gus Jundan menahan desir yang melanda saat melihat istrinya begitu cantik dan menggemaskan.
Pada akhirnya, Gus Jundan memebelikan Ning Takiya sebuah khimar marun supaya ning Takiya memakainya pada saat ning Takiya sudah menerima ikhlas Gus Jundan menjadi suaminya. Beberapa hari kemudian, Ning Takiya memakainya. Akhirnya, mereka dapat menyelesaikan kesalahpahaman mereka.
Novel ini memberikan banyak pelajaran bagi pembacanya karena novel ini mengajarkankita untuk belajar sabar dan tabah dalam menghadapi masalah. Selain itu, novel ini menganjurkan kepada kita supaya berpacaran setelah menikah.
Gaya Bahasa yang digunakan dalam novel ini sangat baik. Di dalam novel ini terdapat banyak humor, sehingga pembaca tidak bosan membaca novel ini. Jarak hurufnya pas, sehingga pembaca tidak kesulitan saat membaca. Namun, alur cerita di novel ini dibolak – balik sehingga pembaca bisa menjadi bingung. Selain itu, huruf yang bercetak miring sebaiknya tidak di fontlatin.
Novel ini menceritakan tentang kisah kehidupan berkeluarga. Novel ini selalu membuat pembaca tertarik untuk menamatkannya. Selain itu, buku ini sangat direkomendasikan untuk kalangan remaja, supaya remaja mengerti bahwa berpacaran setelah menikah lebih enak daripada berpacaran sebelum menikah.
(Sandy Tata S. Y. 26/8J)
Komentar
Posting Komentar