ULASAN NOVEL "IPUNG (SERI PERTAMA) " KARYA PRIE GS
Judul buku : Ipung (seri pertama)
Penulis :
Penerbit : Republika
Kota Terbit : Jakarta
Tahun Terbit : Februari 2008
Editor : Lord Achmad
Percetakan : Tama Print Indonesia
Buku Ipung merupakan buku seri pertama karya Prie GS. Prie GS adalah penulis sketsa Indonesia di Radio Smart FM Network. Ia dikenal sebagai public speaker, motivator, wartawan kartunis dan budayawan unik asal Semarang. Ia pernah menjadi pemenang loba kartun, baik nasional maupun internasional. Prie GS juga telah menulis beberapa buku, yaitu: Buku nama Tuhan disebuah Kuis, Merenung sampai mati dan Hidup Bukan Urusan Perut.
Buku Ipung menceritakan sebuah pelajar bernama Ipung, yang tinggal di dusun Kepatihan dan bersekolah di sekolah faforit yang bernama SMA Budi luhur. Meskipun memiliki penampilan yang biasa , tetapi ia bersikap tenang dan percaya diri sehingga siswa lainya banyak yang segan padanya. Kemudian ia bertemu dengan Paulin yang merupakan Primadona di SMA Budi Luhur. Ipung bertatap pandangan pertam Paulin, begitu juga sebaliknya. Meskipun begitu mereka saling beradu gengsi satu sama lain. Selain itu Ipung juga dihadapkan masalah yang ditanggapinya dengan tenang dan percaya diri.
Dihari pertama sekolah Ipung, Ipung berda dikelas unggulan. Dan suasana pada saat itu nampak tegang. Dan pada saat itu juga mereka yang berada dikelas itu kedatangan seorang guru galak yang bernama Pak Bakri yang juga Wakil Kepala Sekolah disekolah. Karana semua siswa dikelas itu tegang tidak ada yang berbicara, Ipung akhirnya berani angkat bicara kepada Pak bakri dan berkat Ipung suasana kelas menjadi cair. Ipung juga bertepatan dengan Pauilin dan Ipung akhinya jatuh hati dengan tampang Paulin.
Dihari-hari selanjutnya setelah pulang sekolah, Ipung melihat sepedanya telah dirusak oleh seseorang dan Ipung yakin yang merusak sepedanya adalah Marjikun, Gredo, dan Beberapa temanya. Karena tadi Ipung sempat melihat mereka dihalaman sekolah. Ditempat parkir, Pak Bakri melihat Ipung terdiam dan Ipung ijin untuk berkelahi. Ipung langsung menghampiri Gredo dan Teman-temannya kemudian Ipung menghajar tengkuk Gredo. Gredo dan Teman-temanya lansung ketakutan lalu Ipung terhenti saat Pak Bakri meneriakinya. Pada saat itu, Paulin juga disana dan berteriak. Pak Bakri langsung menyuruh semuanya masuk ke kantor. Setelah kejadian itu, Gosip Ipung menyebar dan Ipung makin disegani oleh kalangan siswa.
Kejadian lainya adalah pertemuan Ipung dengan orang tua Paulin, pada saat itu, Ipung dan Paulin sudah jadian. Orang tua Paulin awalnya meremehkan dan tidak menyetujui hubungan Ipung dengan anaknya secara langsung. Tetapi setelah menemui secara langsung Orang tua Paulin mulai ragu dan mulai mengakui Ipung. Dikejadian berikutnya Ipung juga berhasil menyelamatkan warungnya Pak Rajab yang akan digusur pihak yayasan. Dan akhir cerita Ipung, Paulin dan keluarga Ipung menikmati gema takbir pada akhir bulan Ramadhan. Yang juga bertepatan dengan kedatangan orang tua Paulin yang kan menjemput Paulin, setelah banyak hal-hal yang terjadi pada saat itu
Dari cerita Ipung Novel Ipung, banyak pelajaran/motivati yang bisa diambil. Contoh dari sifat Ipung. Meskipun penampilanya biasa saja, ia dengan tenang dan percaya diri. Alur yang digunakan adlah alur maju. Penggunaan bahasanya sederhana. Latarnya antara lain: Dusun Kepatihan, SMA Budi Luhur, warung Pak Rjab, Dtsb
Kelebihan dari novel Ipung adalah alur yang dirangkai sangat menarik, sehingga saat dibaca tidak akan membosankan. Bahasa yang digunakan sederhana tetapi mengandng makna yang dalam, lengkap dengan unsur komedi didalamnya. Kekuranganya ialah tokoh yang diceritakan terkesan terlalu dramatis dan juga alurnya terlalu dipaksakan. Sehingga didalam cerita, Ipung selalu mulus dalam menghadapi masalahnya.
Buku novel Ipung seri pertama ini memang belum tamat secara keseluruhan, karena dilanjut dengan seri-seri berikutnya. Akan tetapi, Saya sangat merekomendasikan novel ini, pembaca dijamin bisa menikmati cerita unik Ipung, komedi, maupun romansa yang terkandung.
(Star Aricahyo L. W. 28/8J)
Komentar
Posting Komentar